Menjaga
semangat ibadah pasca Bulan Suci Ramadhan terasa sulit dilakukan oleh sebagian
masyarakat Indonesia. Sebab, kebanyakan mereka menganggap Bulan Ramadhan
merupakan satu-satunya bulan untuk melakukan perbaikan kualitas ibadah.
Lantas bagaimana
seseorang dapat mempertahankan giroh ibadah pasca Ramdhan? Sebagaimana Rasulullah
SAW bersabda yang artinya, “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti
dengan puasa syawal maka seolah-olah ia berpuasa sepanjang tahun,” HR. Muslim,
Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah.
Pimpinan
Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta, Sofyan Manaf mengatakan untuk menjaga
semangat ibadah serta meningkatkannya, harus diawali dengan niat yang ikhlas
dan kuat.
Niat
sebelum Ramadhan dan sesudah Ramadhan merupakan hal penting yang harus
dilakukan seorang Muslim dalam mempertahankan semangat ibadah. Menurut Alumni
Gontor tersebut, niat merupakan hal utama yang menjadi permulaan.
“Yang pasti
siasati niatnya,” jelasnya.
Selain niat,
Sofyan menjelaskan bahwa muamalah bersama orang-orang shalih adalah hal yang tidak
kalah pentinganya. Keberadaan seseorang diantara orang-orang baik dalam suatu
majlis akan menjaga giroh ibadah mereka dan membantu mereka dalam menambah dan
meningkatkan ilmu pengetahuan.
Salah satu
ilmu yang dapat diperoleh adalah ilmu tentang keutamaan bulan ramadhan dan cara
bagaimana menjaga keutamaan tersebut pasca Ramadhan. Keutamaan bulan Ramadhan
tidak boleh hilang setelah bulan Suci tersebut berlalu.
Sofyan juga
menjelaskan cara lain dalam mempertahankan kualitas ibadah pasca Ramadhan
adalah tetap menjaga dan Manahan hawa nafsu seperti yang dilaukan saat bulan
Puasa. Ramadhan mengajarkan kita untuk menahan nafsu, pasca Ramadhan nafsu
melakukan maksiat juga harus dilakukan.
Sementara itu,
Pendiri Pondok Pesantren Khairu Ummah, Rozif Abdullah menjelaskan bahwa untuk
meningkatkan ibadah pasca Ramadhan, seorang Muslim harus memiliki target. Baik target
sebelum Ramadhan, saat dan sesudah Ramadhan.
Melalui target
tersebut, seseorang nantinya akan memiliki tujuan dan perencanaan yang baik dan
disertai dengan niat kuat. Sehingga apa yang menjadi target dalam meningkatkan
ibadah akan dapat terlaksana.
“Selain itu
nantinya akan ada evaluasi untuk perbaikan dimasa-masa selanjutnya,” jelasnya.
Selain itu,
menurutnya seharusnya setiap Muslim di Indonesia menjadikan ibadah di bulan
Ramadhan sebagai minimal amalan. Sehingga dengan demikian, menjelang usai
Ramadhan peningkatan ibadah akan terjadi.
Peningkatan
Ibadah juga dilakukan baik secara kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas,
seseorang dapat meningkatkan kecintaan terhadap Allah dan Rasulnya dengan
ibadah yang dijalankan lebih khusu’.
Sementara,
peningkatan ibadah secara kuantitas adalah meningkatkan jumlah ibadah. Misalnya,
hafalan Al Quran yang hanya bisa dilakukan satu juz dalam sebulan meningkat
menjadi dua hingga tiga juz.
“Shalat
tahajud yang hanya empat rakaat bisa dilakukan sebanyak 12 rakaat,” katanya.
Senada dengan
itu, Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) untuk Aceh,
Yusran Hadi menjelaskan langkah-langkah dalam menjaga semangat ibadah yang
salah satunya adalah meningkatkan ibadah secara kualitas dan kuantitas.
Selanjutnya
adalah menjaga diri dari maksiat serta menahan hawa nafsu, seperti tidak
melakukan ghibah atau membicarakan orang lain. Tidak melakukan fitnah yang
dapat menyakiti orang lain, serta menipu orang lain.
“Yang dapat
merugikan orang lain,” jelasnya, Hidayatullah.com.
Langkah lainnya
adalah dengan mencintai dan membantu sesama Muslim diyakinkan dapat menjaga
ibadah setelah Ramadhan. Mencintai saudara seiman bisa menyempurnakan keimanan
seseorang sebagaimana Rasulullah bersabda yang artinya, “Tidak sempurna iman
seseorang sampai ia mnecitai saudaranya,” HR. Bukhari dan Muslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar