Kamis, 04 Juni 2015

Tips Manjaga Semangat Ibadah Pasca Ramadhan


Menjaga semangat ibadah pasca Bulan Suci Ramadhan terasa sulit dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Sebab, kebanyakan mereka menganggap Bulan Ramadhan merupakan satu-satunya bulan untuk melakukan perbaikan kualitas ibadah.

Lantas bagaimana seseorang dapat mempertahankan giroh ibadah pasca Ramdhan? Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa syawal maka seolah-olah ia berpuasa sepanjang tahun,” HR. Muslim, Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah.

Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta, Sofyan Manaf mengatakan untuk menjaga semangat ibadah serta meningkatkannya, harus diawali dengan niat yang ikhlas dan kuat.

Niat sebelum Ramadhan dan sesudah Ramadhan merupakan hal penting yang harus dilakukan seorang Muslim dalam mempertahankan semangat ibadah. Menurut Alumni Gontor tersebut, niat merupakan hal utama yang menjadi permulaan.

“Yang pasti siasati niatnya,” jelasnya.

Selain niat, Sofyan menjelaskan bahwa muamalah bersama orang-orang shalih adalah hal yang tidak kalah pentinganya. Keberadaan seseorang diantara orang-orang baik dalam suatu majlis akan menjaga giroh ibadah mereka dan membantu mereka dalam menambah dan meningkatkan ilmu pengetahuan.

Salah satu ilmu yang dapat diperoleh adalah ilmu tentang keutamaan bulan ramadhan dan cara bagaimana menjaga keutamaan tersebut pasca Ramadhan. Keutamaan bulan Ramadhan tidak boleh hilang setelah bulan Suci tersebut berlalu.

Sofyan juga menjelaskan cara lain dalam mempertahankan kualitas ibadah pasca Ramadhan adalah tetap menjaga dan Manahan hawa nafsu seperti yang dilaukan saat bulan Puasa. Ramadhan mengajarkan kita untuk menahan nafsu, pasca Ramadhan nafsu melakukan maksiat juga harus dilakukan.

Sementara itu, Pendiri Pondok Pesantren Khairu Ummah, Rozif Abdullah menjelaskan bahwa untuk meningkatkan ibadah pasca Ramadhan, seorang Muslim harus memiliki target. Baik target sebelum Ramadhan, saat dan sesudah Ramadhan.

Melalui target tersebut, seseorang nantinya akan memiliki tujuan dan perencanaan yang baik dan disertai dengan niat kuat. Sehingga apa yang menjadi target dalam meningkatkan ibadah akan dapat terlaksana.
“Selain itu nantinya akan ada evaluasi untuk perbaikan dimasa-masa selanjutnya,” jelasnya.

Selain itu, menurutnya seharusnya setiap Muslim di Indonesia menjadikan ibadah di bulan Ramadhan sebagai minimal amalan. Sehingga dengan demikian, menjelang usai Ramadhan peningkatan ibadah akan terjadi.

Peningkatan Ibadah juga dilakukan baik secara kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas, seseorang dapat meningkatkan kecintaan terhadap Allah dan Rasulnya dengan ibadah yang dijalankan lebih khusu’.

Sementara, peningkatan ibadah secara kuantitas adalah meningkatkan jumlah ibadah. Misalnya, hafalan Al Quran yang hanya bisa dilakukan satu juz dalam sebulan meningkat menjadi dua hingga tiga juz.

“Shalat tahajud yang hanya empat rakaat bisa dilakukan sebanyak 12 rakaat,” katanya.

Senada dengan itu, Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) untuk Aceh, Yusran Hadi menjelaskan langkah-langkah dalam menjaga semangat ibadah yang salah satunya adalah meningkatkan ibadah secara kualitas dan kuantitas.

Selanjutnya adalah menjaga diri dari maksiat serta menahan hawa nafsu, seperti tidak melakukan ghibah atau membicarakan orang lain. Tidak melakukan fitnah yang dapat menyakiti orang lain, serta menipu orang lain.

“Yang dapat merugikan orang lain,” jelasnya, Hidayatullah.com.

Langkah lainnya adalah dengan mencintai dan membantu sesama Muslim diyakinkan dapat menjaga ibadah setelah Ramadhan. Mencintai saudara seiman bisa menyempurnakan keimanan seseorang sebagaimana Rasulullah bersabda yang artinya, “Tidak sempurna iman seseorang sampai ia mnecitai saudaranya,” HR. Bukhari dan Muslim




Tidak ada komentar:

Posting Komentar