Konsep Islam Nusantara yang muncul Juni lalu, merupakan
salah satu bukti bahwa saat ini Indonesia tengah mengalami desakralisasi Agama
Islam. Bukan saja melibatkan Orma dengan pendukung terbanyak, konsep tersbeut
juga mendapatkan dukungan dari Pemerintahan Jokowi.
Saat ini,
Umat Muslim di Indonesia tengah mengalami desakralisasi agama pasca
digemborkannya Konsep Islam Nusantara oleh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj. Konsep yang diresmikan dalam acara Munas Alim
Ulama NU di Jakarta tersebut semakin kuat, lantaran mendapat dukungan besar
dari orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo.
Pemerhati Sosial Politik, Adil Nugroho menjelaskan jika Konsep Islam
Nusantara merupakan langkah dalam membentuk paradigma berfikir Kaum Muslim di
Indonesia untuk tidak sensitive terhadap serangan aasing yang dilancarkan
melalui penguasa negeri ini.
Dengan menghilangkan kesakralan agama Islam, kaum Neolib dan Neoimpralis
akan mudah masuk dan menjajah Indonesia baik secara Kultur maupun Ekonomi. Bahkan
menurut Adil, Konsep Islam Nusantara bisa jadi merupakan titipan Asing yang
bertujuan untuk menghancurkan Indonesia sebagai Negara Muslim terbesar di
Dunia.
“Ini bisa menjadi strategi politik untuk mereka menancapkan
kepentingannya di Indonesia,” jelasnya, Arrahmah.com
Sementara itu, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Riziq Sihab
mengatakan bahwa Islam Nusantara bukan saja bentuk penghilangan kesakralan
Islam, namun konsep tersebut sesat dan menyesatkan.
Ia menganggap bahwa apa yang disebutkan dalam konsep Islam Nusantara
mengenai kesaklaran Al Quran, adalah propaganda yang dilancarkan kepada kaum
Muslim agar jauh dari Al Quran.
Salah satu contohnya adalah membaca AL Quran tidak perlu dengan
menggunakan bahasa Arab, cukup dengan bahasa Indonesia. Menurut Habis Raziq Al
Quran merupaka Kalam Allah yang diturunkan langsung dengan menggunakan Bahasa
Arab.
“Mereka ingin menghancurkan Islam melalui Al Qurannya,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga
Penelitian dan Pengkajian Islam (PPI) Amin Djamaluddin menjelaskan bahwa banyak
individu maupun kelompok yang melakukan desakralisasi atau deislamisasi di
Indonesia.
Sejak hadirnya, Jaringan Islam Liberal (JIL), desakralisasi terhadap
ajaran Islam, khususnya yang berkaitan dengan Kalam Allah, Al Quran Karim sudah
mulai terjadi. Melalui karya buku yang mereka tulis, desekralisasi Islam terus
digencarkan.
Salah satunya adalah buku yang berjudul Lubang Hitam Agama karya Sumanto
Al Qurtubi yang mengkritik kesakralan Agama Islam dari berbagai sisi. Buku yang
pengantarnya ditulis oleh Tokoh JIL, Ulil Abshar Abdilillah tersebut, salah
satu isinya menjelaskan bahwa Al Quran bukanlah karya Allah.
Amin menjelaskan, melalui karyanya tersebut Sumarto mencoba untuk
memposisikan Al Quran sebagai karya manusia yang bisa dirubah dan tidak
memiliki otentisitas. Oleh sebab itu, ia meminta kepada Umat Muslim untuk
memilah teks Al Quran.
“Itulah bentuk desakralisasi Al Quran ala JIL,” ungkapnya.
Menurutnya, buku yang diterbitkan Rumah Kata dengan Ilham Institute
tersebut juga menjelaskan bahwa Agama bukanlah 100 persen produk Tuhan,
melainkan adanya intervensi sejarah. Oleh sebab itu, menurut buku tersebut
Agama tidak dapat dijadikan pedoman hidup manusia.
“Buku itu juga melarang Muslim untuk bangga terhadap Al Quran, Kalam
Allah SWT,” jelasnya
Selain Al Quran, penulis juga mengkritik Syariat Islam dengan menulis
bahwa Syariat Islam tidak membuahkan manusia baik melainkan menciptkan sebuah
kelompok mafia yang berhaya. Menurut buku tersebut pemberlakuan syariat islam
secara kaffa disebuah Negara hanya akan menimbulkan kejahatan dan peperangan.
Sementara sikap berontak terhadap teks Al Quran dianggap mereka sebagai
pelepas belenggu kebebasab dan akal sehat.
“Ini sudah sesat dan tidak masuk akal,” tegas Amin