Senin, 27 Januari 2014


KTT OKI Serukan Perdaian Dunia.

KTT OKI ke 12 yang mengambil tema “The Muslim World’ New Challeges and Expanding Oppurtunities” membahas tiga point penting, antara lain konflik panjang Palestina-Israel, Perang Saudara di Suriah dan Kondisi Minoritas Muslim yang berada di Negara Non anggota, seperti Muslim Rohingya.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke 12 telah dilaksanakan pada Febuari lalu. Acara yang berlangsung selama dua hari tersebut dihadiri para pemimpin negera-negara anggota, termasuk Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono.

Dalam acara yang di gelar di dekat Bandar Udara Internasional Kairo, tepatnya di Hotel Fairmont Towers, Heliopolis, masing-masing pemimpin negara yang hadir memberikan sambutan.

Presiden SBY sendiri memberikan sambutan mengenai dukungan Indonesia untuk Palestina. Hubungan bilateral yang terjalin sejak Indonesia merdeka 68 tahun yang lalu telah memberikan sinergi yang positif bagi kedua negara.

"Saudara-saudara kita di Palestina terus dicabut dari hak-haknya dalam bernegara, kemerdekaan dan keadilan. Mereka hidup tanpa banyak harapan untuk masa depan, sementara Israel terus melanggar hak-hak mereka setiap hari," kata SBY saat memberikan sambutan di hadapan para delegasi OKI, detiknews.com.



SBY menambahkan, bahwa rakyat Palestina harus mendapat dukungan penuh dari masyarakat internasional. Terlebih menurut Ia, pengakuan yang diberikan negara Palestina sebagai Negara pemantau Non anggota di PBB merupakan pintu bagi terbukanya ruang diplomasi mencapai perdamaian di Palestina.

"Kita harus mengintensifkan upaya diplomatik untuk memajukan hak-hak asasi Palestina. Pengakuan bersejarah dari Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Palestina sebagai negara pengamat bukan hanya kemenangan diplomatik, juga merupakan kemenangan moral," jelas SBY, Antaranews.com

Selain menyampaikan dukungan penuh terhadap Palestina, seperti negara-negara lainnya, SBY menyinggung masalah kekerasan yang dilakkan pemimpin Negara kepada rakyatnya di Suriah.

Senada dengan isis pembukaan yang dibawakan Presiden Mesir, Mohammed Mursi bahwa krisis kemanusian yang terjadi di Suriah harus secepatnya dicarikan solusi dan Presiden Bashar al Assad harus mau mengutamakan kepentingan rakyatnya dari kepentingan dirnya sendiri.

SBY mengatakan bahwa pelanggaran Hak Asasi MAnusia di Suriah harus segera di selesaikan dan konflik yang menelan lebih dari 70 ribu korban jiwa itu mendapatkan perhatian yang khusus dari OKI.

“Sangat penting bahwa OKI punya satu pandangan untuk mendorong gencatan senjata secepatnya, mengakhiri pertumpahan darah, memungkinkan adanya bantuan kemanusiaan, dan merancang proses politik yang merefleksikan dan menghormati keinginan rakyat Syria,” kata SBY, Bisnisindonesia.com

Selain kedua konflik tersebut, SBY juga membahas mengenai eksistensi Muslim Rohingya di Myanmar. Muslim minoritas di negara Myanmar itu hingga sekarang belum mendapatkan perhatian yang khusus dari OKI.

Selain focus pada permasalah konflik di negara-negara Timur Tengah, Organisasi Islam Internasional ini juga harus mamu menyelesaikan konflik yang terjadi di kalangan umat Muslim di seluruh dunia.

Melalui Ketua Delegasi Indonesia dalam KTM yang diwakiliki Direktur Jenderal Urusan Multilateral, Kementerian Luar Negeri, Hasan Kleib, Indonesia hingga saat ini masih tetap berusaha menyelesaikan permasalahan Muslim Rohingya.

"Indonesia memang telah dan sedang memberi perhatian khusus terhadap krisis Rohingya secara menyeluruh dan juga minoritas Muslim beberapa termasuk masalah Moro di mana Indonesia sebagai Ketua Komite OKI untuk Perdamaian Filipina Selatan," kata Hasan Kleib, Antara.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar