Rabu, 27 Mei 2015

PBB Salut, Indonesia Membantu Muslim Rohingya




Apresiasi tinggi patut diberikan kepada Nelayan Aceh yang dengan ikhlas menyelamatan Muslim Rohingya saat berada di tengah perairan Aceh Utara, Indonesia. Meski mendapat tentangan dari Pemerintah, para Nelayan tersebut tetap membawa ratusan pengungsi ke daratan dan menyelamatkan hidup mereka.

United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Badan PBB yang mengatur soal Pengungsi menyatakan apresiasi yang tinggi terhadap warga Indonesia, khususnya Aceh yang bersedia membantu Muslim Rohingya yang terdampar di laut.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Perwakilan UNHCR di Indonesia, Thomas Vargas kepada wartawan. Menurutnya, aksi penyelamatan yang ditampilkan masyarakat Aceh perlu dicontoh oleh Negara lain demi membantu Muslim Rohingya.
“Kami sangat berterimakasih kepada Rakyat dan Pemerintah Indonesia karena ikut membantu kami,” ungkapnya saat menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, akhir Mei lalu.
Dalam  kesempatan yang sama Kalla menyatakan bahwa bahwa Pemerintah akan turun tangan dalam membantu Muslim Rohingya khususnya yang saat ini berada di Aceh. Baik dengan memberikan tempat tinggal sementara hingga membantu penyelesaian konflik mereka di Myanmar.
Bahkan laki-laki yang menjabat Wakil Presiden dua periode tersebut mengingatkan bangsa ini tentang kondisi ketika masyrakat dunia membantu Indonesia. “Bagaimana saat awal Kemerdekaan Indonesia,” tegasnya.
 

Sementara itu, berbagai Organisasi Kemanusian bermunculan di Indonesia untuk membantu Muslim Rohinya salah satunya adalah Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang membentuk Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingya (KNSR) pertengahan Mei lalu.
Saat itu juga ACT memberangkatkan Tim KNSR yang dipimpin Senior Vice President ACT, Syuhelmaidi Syukur, sebagai Ketua KNSR ke Aceh. Menurut Syuhelmaidi, korban diskriminasi yang dilakukan Pemerintahan Myanmar sudah mencapai jutaan dan sebagian mereka saat ini sudah berada di Indonesia.
“Tidak perlu kita datangi kesana (Myanmar), mereka sudah datang kesini,” ungkapnya
Ia menjelaskan bahwa ia bersama dengan Tim Solidaritas Rohingya lainnya di Indonesia akan berkoordinasi untuk memberikan bantuan kepada Muslim Rohingya berupa dua hal. Pertama adalah Peran Diplomasi dan kedua pemberian Advokasi.
KNSR sendiri merupakan Komite yang lahir dari inisiatif beberapa Organisasi peduli kemanusian antara lain ACT sendiri, Pusat Advokasi dan Hak Asasi Manusia  (PAHAM) dan lain sebagainnya. Selain itu, Komite tersebut juga didukung oleh berbagai Organisasi Islam salah satunya adalah Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI).
Sementara itu, di Aceh ada Aliansi Masyarakat Aceh Peduli Rohingya (AMAPR). Aliansi yang dibentuk oleh aktivis Aceh yang bergerak di sejumlah Organisasi Kebudayaan di Aceh ini merupakan perkumpulan aktivis yang akan memperjuangkan tempat bagi Muslim Rohingya selama di Aceh.
Akhir Mei lalu, Aliansi yang dikoordinir oleh Basri Effendi berhasil membawa Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indarparawansyah dan Wakil Ketua DPR RI FAdhil Zon ke lokasi pengungsian Muslim Rohingya di Aceh.
“Ini merupakan apresiasi kepada para Nelayan Aceh yang sudah menyelamatkan mereka,” kata Basri, Hidayatullah.com
Ia menjelaskan bahwa konflik di Myanmar yang mengorbankan jutaan rakyat dari Etnis Rohingya ini merupakan persoalan regional di Asia dan resolusi perdamaan juga harus digalang melalui forum Sout East Asia Humanitarian (SEAHUM).
Lembaga Kemanusian SEAHUM tersebut saat ini tengah mendorong Pemerintah untuk membuat Undang-undang yang mengatur tentang pencari Suaka. Presiden SEAHUM, Agung Notowiguno mengatakan bahwa penanganan kasus Rohingya di Indonesia bersifat persial.
Lantaran, Undang-undang Keimigrasian di Indonesia menganggap Muslim Rohingya sebagai Imigran gelap. “Disisi lain, Pemerintah Daerah justru memberlakukan mereka seperti saudara,” jelasnya, Tribunnews.com
Saat ini, ada ratusan Muslim Rohingya di Aceh akibat terdampar di perairan Aceh Utara. Ratusan Muslim Rohingya tersebut dibantu oleh nelayan sekitar. Meski sempat mendapat larangan dari Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
“Kalau kalian terlambat mereka bisa mati semua,” tandas Marzuki, salah satu Nelayan Aceh yang membantu Muslim Rohingya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar